Tuesday, December 11, 2018


Sumber Gambar
Perilaku

1.      Pengertian Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism (makhluk hidup yang bersangkutan). Sedangkan dari segi kepentingan kerangka analisis, perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organism tersebut baik dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
2.      Bentuk Perilaku
Teori Bloom (1908) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010) membedakan perilaku dalam 3 domain perilaku yaitu: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Untuk kepentingan pendidikan praktis, teori ini kemudian dikembangkan menjadi 3 ranah perilaku, yaitu:
1.      Pengetahuan (Knowledge)
a.       Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadalan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).
b.      Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan di dalam domain kognitif tercakup dalam 6 tingkatan, yaitu:
1.      Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menggunakan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2.      Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.
3.      Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4.      Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut,  dan masiih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5.      Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6.      Evaliasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang telah ada.
c.       Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Rahayu (2010) yang dikutip oleh Arifin (2016) terdapat 8 faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:
1.      Pendidikan
Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan bahwa sebuah visi pendidikan yaitu untuk mencerdaskan manusia.
2.      Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.      Pengalaman
Pengalaman merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
4.      Usia
Usia seseorang yang bertambah dapat membuat perubahan pada aspek psikologis, dan kejiwaan. Dalam aspek psikologis, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.
5.      Kebudayaan
Kebudayaan merupakan tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap terbentuknya cara berpikir dan berperilaku.
6.      Minat
Minat merupakan suatu bentuk keinginan dan ketertarikan terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya dapat diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
7.      Papan Informasi
Rancangan Undang-Undang teknologi informasi mengartikan informasi sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, manipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa didapatkan melalui media elektronik.
8.      Media
Contoh media yang didesain secara khusus untuk mencapai masyarakat luas seperti televise, radio, koran, majalah, dan internet.
d.      Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) dalam Triana (2012) terdapat 2 cara untuk memperoleh pengetahuan:
1.      Cara Tradisional atau Non Ilmiah
a.       Cara coba-salah (trial and error) yaitu memperoleh pengetahuan dari cara coba.
b.      Cara kekuasaan atau otoritas yaitu kebiasaan yang bisa diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
c.       Berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman adalah guru yang terbaik, mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
2.      Cara Modern
Cara modern merupakan cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).
2.      Sikap (Attitude)
a.       Pengertian Sikap
Menurut Notoatmodjo (2007) dalam Triana (2012), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Alport (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu memiliki 3 komponen pokok, yaitu:
1.      Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek
2.      Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3.      Kecenderungan untuk bertindak (tend to be have)
b.      Tingkatan Sikap
Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:
1.      Menerima (receiving), yaitu sikap dimana seseorang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)
2.      Menanggapi (responding), yaitu sikap kita memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi
3.      Menghargai (valuing), yaitu sikap dimana objek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk merespon
4.      Bertanggungjawab (responsible), yaitu sikap yang paling tinggi tindakannya adalah bertanggungjawab terhadap apa yang diyakininya
3.      Tindakan (Practice)
a.       Pengertian Tindakan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan maka diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas atau sarana dan prasarana. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui dan proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut tindakan (practice) kesehatan (Notoatmodjo, 2005 dalam Triana, 2012).
b.      Tingkatan Tindakan
Menurut Notoatmodjo (2010), tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualiatsnya, yaitu:
1.      Praktik terpimpin (guided response), yaitu apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan, contohnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya tetapi masih menunggu diingatkan oleh bidan atau tetangganya.
2.      Praktik secara mekanisme (mechanism), yaitu apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan suatu hal secara otomatis, contohnya seorang anak menyikat gigi setelah makan tanpa disuruh ibunya.
3.      Adopsi (adoption), yaitu suatu tindakan yang sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang berkualitas, contohnya menyikat gigi dengan teknik yang benar bukan sekedar menyikat gigi.
3.      Proses Adopsi Perilaku
Menurut notoatmodjo (2007) dalam Triana (2012), dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa terjadi proses yang berurutan sebelum orang tersebut mengadopsi perilaku baru, yaitu:
a.       Awareness yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
b.      Interest yaitu orang mulai tertarik dengan stimulus
c.       Evaluation yaitu orang mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya
d.      Trial yaitu orang mulai mencoba perilaku baru
e.       Adoption yaitu orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

No comments:

Post a Comment

Perkenalan Dulu...

Sebelum memulai perkenalan kita, Saya ucapkan selamat datang dan terima kasih karena telah berkunjung dan akan membaca tulisanku yang tidak...