Gigi Berlubang (Karies)
Gigi
berlubang atau disebut karies gigi akan mengakibatkan kerusakan struktur gigi
sehingga terbentuk lubang.
a. Gejala
Karies
Gejala gigi berlubang
pada umumnya adalah:
-
Sakit gigi, gigi menjadi sensitif
setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin
-
Terlihat atau terasa adanya lubang pada
gigi
-
Bau mulut (halitosis)
b. Tanda
Awal Karies
-
Munculnya spot putih seperti kapur pada
permukaan gigi. Ini menunjukkan area demineralisasi akibat asam.
-
Proses selanjutnya yaitu terjadi
perubahan warna menjadi coklat kemudian mulai membentuk lubang. Jika spot
kecoklatan ini tampak mengkilap maka proses demineralisasi telah berhenti yaitu
apabila kebersihan mulut membaik. Spot ini disebut stain dan dapat dibersihkan. Sebaliknya, spot kecoklatan yang buram
menunjukkan proses demineralisasiyang sedang aktif. Karena itu diperlukan pemeriksaan
rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang pada gigi.
c. Lokasi
Karies
Karies pada mahkota
gigi dapat terbentuk pada daerah permukaan gigi yang berbeda-beda. Karies yang timbul
di akar gigi muncul sebagai perpanjangan lubang gigi dari mahkota gigi melewati
CEJ (cementoenamel junction) atau jika
akar gigi telah terbuka karena garis gusi telah turun. Karena lapisan sementum
yang melapisi akar gigi prosesnya lebih cepat daripada permukaan gigi lainnya.
Untuk mengetahui
seberapa besar keluahan yang disampaikan maka dokter gigi akan melakukan foto
rontgen gigi untuk menunjukkan kedalaman karies. Apabila sudah diketahui maka
dokter gigi dapat menentukan diagnosis dan rencana perawatannya.
d. Penyebab
Karies
Penyebab karies karena
adanya bakteri Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Bakteri spesifik inilah
yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses
fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur
gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit
setelah makan.
Asam yang diproduksi
dalam plak akan terus merusak lapisan enamel gigi, kemudian bekateri akan
mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam dan menginfeksi lapisan berikutnya
yaitu dentin. Jika tidak dirawat maka proses ini akan terus berjalan sehingga
lubang akan semakin dalam.
Karies gigi biasanya
belum menimbulkan keluhan sakit kecuali telah mencapai bagian dentin dan pulpa
gigi. Pulpa gigi dipenuhi oleh sel saraf dan pembuluh darah sehingga akan
timbul rasa sakit terus menerus apabila terinfeksi. Komplikasi kemudian terjadi
dengan matinya sel saraf sehingga rasa sakit juga berhenti. Pada tahap ini
biasanya orang mengabaikannya, padahal ketika sel saraf mati maka proses
kerusakan di dalam gigi tetap terus berjalan sampai ke tulang pendukung. Akibatnya,
cairan akan terkumpul dan terjadi abses atau pembengkakan yang dimulai dari
dalam sampai tampak ke permukaan gigi. Selain itu, kerusakan tulang pendukung
juga menyebabkan gigi mulai goyang. Jika tidak segera dirawat maka dapat
berakibat pada pencabutan gigi.
e. Perawatan
Karies
Pada dasarnya,
terjadinya lubang gigi dapat dihentikan melalui perawatan. Seperti halnya
karies dini dapat dihentikan menggunakan laser, karies gigi kecil perlu
dideteksi dengan alat dan rontgen gigi, dan karies gigi besar yang terlihat
oleh mata dapat dilakukan perawatan dengan alat secara langsung.
Jenis perawatan pun
dapat dilakukan secara bervariasi, tergantung tahap kerusakan yang terjadi. Jika
lubang gigi mencapai enamel dan dentin maka dilakukan penambalan. Sedangkan struktur
gigi yang rusak dibuang dengan pengeboran, dan setelah lubang bersih kemudian
dimasukkan bahan penambal.
Lubang yang dangkal
tapi besar dapat dirawat dengan inlay/onlay,
yaitu logam tuang yang dipasang permanen untuk merestorasi kerusakan gigi yang
luas. Namun apabila kerusakan telah mencapai pulpa maka perlu dilakukan
perawatan saluran akar(terapi endodontik).
Tahap perawatan saluran
akar yaitu mengangkat sel saraf yang telah terinfeksi dan membersihkan
salurannya kemudian mengisinya dengan bahan pengisi saluran akar. Tindakan ini
kemudian dilanjutkan dengan pembuatan restorasi pada bagian mahkota sesuai
dengan besar kerusakan yang terjadi. Pembuatan mahkota tiruan (jacket crown) dapat dilakukan jika
kerusakan cukup besar yang meliputi sebagian besar permukaan gigi.
Pada intinya jika struktur gigi
sehat yang tersisa setelah pengeboran tidak cukup, bahan tambalan tidak dapat
bertahan melekat pada gigi. Pencabutan gigi adalah tindakan terakhir apabila
kerusakan yang terjadi terlalu besar dan struktur gigi yang tersisa tidak dapat
direstorasi lagi.
Pratiwi, D. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2007.
No comments:
Post a Comment