Tuesday, December 11, 2018

Gigi Berlubang (Karies)
Gigi berlubang atau disebut karies gigi akan mengakibatkan kerusakan struktur gigi sehingga terbentuk lubang.
a.       Gejala Karies
Gejala gigi berlubang pada umumnya adalah:
-          Sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin
-          Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi
-          Bau mulut (halitosis)
b.      Tanda Awal Karies
-          Munculnya spot putih seperti kapur pada permukaan gigi. Ini menunjukkan area demineralisasi akibat asam.
-          Proses selanjutnya yaitu terjadi perubahan warna menjadi coklat kemudian mulai membentuk lubang. Jika spot kecoklatan ini tampak mengkilap maka proses demineralisasi telah berhenti yaitu apabila kebersihan mulut membaik. Spot ini disebut stain dan dapat dibersihkan. Sebaliknya, spot kecoklatan yang buram menunjukkan proses demineralisasiyang sedang aktif. Karena itu diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang pada gigi.
c.       Lokasi Karies
Karies pada mahkota gigi dapat terbentuk pada daerah permukaan gigi yang berbeda-beda. Karies yang timbul di akar gigi muncul sebagai perpanjangan lubang gigi dari mahkota gigi melewati CEJ (cementoenamel junction) atau jika akar gigi telah terbuka karena garis gusi telah turun. Karena lapisan sementum yang melapisi akar gigi prosesnya lebih cepat daripada permukaan gigi lainnya.
Untuk mengetahui seberapa besar keluahan yang disampaikan maka dokter gigi akan melakukan foto rontgen gigi untuk menunjukkan kedalaman karies. Apabila sudah diketahui maka dokter gigi dapat menentukan diagnosis dan rencana perawatannya.
d.      Penyebab Karies
Penyebab karies karena adanya bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan.
Asam yang diproduksi dalam plak akan terus merusak lapisan enamel gigi, kemudian bekateri akan mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam dan menginfeksi lapisan berikutnya yaitu dentin. Jika tidak dirawat maka proses ini akan terus berjalan sehingga lubang akan semakin dalam.
Karies gigi biasanya belum menimbulkan keluhan sakit kecuali telah mencapai bagian dentin dan pulpa gigi. Pulpa gigi dipenuhi oleh sel saraf dan pembuluh darah sehingga akan timbul rasa sakit terus menerus apabila terinfeksi. Komplikasi kemudian terjadi dengan matinya sel saraf sehingga rasa sakit juga berhenti. Pada tahap ini biasanya orang mengabaikannya, padahal ketika sel saraf mati maka proses kerusakan di dalam gigi tetap terus berjalan sampai ke tulang pendukung. Akibatnya, cairan akan terkumpul dan terjadi abses atau pembengkakan yang dimulai dari dalam sampai tampak ke permukaan gigi. Selain itu, kerusakan tulang pendukung juga menyebabkan gigi mulai goyang. Jika tidak segera dirawat maka dapat berakibat pada pencabutan gigi.
e.       Perawatan Karies
Pada dasarnya, terjadinya lubang gigi dapat dihentikan melalui perawatan. Seperti halnya karies dini dapat dihentikan menggunakan laser, karies gigi kecil perlu dideteksi dengan alat dan rontgen gigi, dan karies gigi besar yang terlihat oleh mata dapat dilakukan perawatan dengan alat secara langsung.
Jenis perawatan pun dapat dilakukan secara bervariasi, tergantung tahap kerusakan yang terjadi. Jika lubang gigi mencapai enamel dan dentin maka dilakukan penambalan. Sedangkan struktur gigi yang rusak dibuang dengan pengeboran, dan setelah lubang bersih kemudian dimasukkan bahan penambal.
Lubang yang dangkal tapi besar dapat dirawat dengan inlay/onlay, yaitu logam tuang yang dipasang permanen untuk merestorasi kerusakan gigi yang luas. Namun apabila kerusakan telah mencapai pulpa maka perlu dilakukan perawatan saluran akar(terapi endodontik).
Tahap perawatan saluran akar yaitu mengangkat sel saraf yang telah terinfeksi dan membersihkan salurannya kemudian mengisinya dengan bahan pengisi saluran akar. Tindakan ini kemudian dilanjutkan dengan pembuatan restorasi pada bagian mahkota sesuai dengan besar kerusakan yang terjadi. Pembuatan mahkota tiruan (jacket crown) dapat dilakukan jika kerusakan cukup besar yang meliputi sebagian besar permukaan gigi.
Pada intinya jika struktur gigi sehat yang tersisa setelah pengeboran tidak cukup, bahan tambalan tidak dapat bertahan melekat pada gigi. Pencabutan gigi adalah tindakan terakhir apabila kerusakan yang terjadi terlalu besar dan struktur gigi yang tersisa tidak dapat direstorasi lagi.

Pratiwi, D. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2007.

No comments:

Post a Comment

Perkenalan Dulu...

Sebelum memulai perkenalan kita, Saya ucapkan selamat datang dan terima kasih karena telah berkunjung dan akan membaca tulisanku yang tidak...